Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Tentang siapa kita

Ada benci yang kadang meradang Saat lirih hanya jadi penghalang Dimana mata yang tak pernah menyerang Meski jatuh berkali dan dihadang berulang Lisan hanya kutipan janji tak Bernadi Kata hanya tulisan mimpi tak hakiki Kamu hanya takut kehilangan pemuja Bukan sungguh mengajak berdua Kamu hanya belati yang siap menusuk hati Bukan tulang rusuk yang siap diganti #sajaktanpasuara

Jenny Septa

Kita tidak lahir berdampingan Hanya saja kita satu perkampungan 3 bocah ingusan dalam persimpangan Pilih jalan mana untuk diperjuangkan Beranjak dewasa alkohol murahan dan kekerasan dijalan Liar hidup dalam gelap tanpa kesepian Kita generasi yang menolak  diasingkan Hingga akhirnya kita dipisahkan Jenny sudah tidur berbantal tanah Septa dewasa dengan penglihatan buram Dan aku tetap jadi pemimpi temaram (Untuk dua orang sahabat, kalian adalah guru terbaik yang saya miliki)

Senyap

Langkah riang sekejap berhenti Saat luka merobek robek diri Siapa mereka yang tak tahu diri Hancurkan mimpi esok hari Aku hanya periang dari sepi Aku hanya anak yang masih belum mengerti Masih bermimpi diantara cerita pagi #sajaktanpasuara (Untuk Yuyun dan semua korban kekerasan/kejahatan sexual. Tuhan menyayangi kalian )

Kelak kita sendiri

Hari ini aku tak melihat nasi Esok mungkin hanya sepi Atau hanya sisa mimpi Yang tak pernah basi Kamu jadi satu satunya yang aku miliki Melebihi uang dan harta yang tak dibawa mati Kamu jadi satu satunya yang berarti Ketika hari tua kita tak memiliki materi Mendekap sini jangan dulu pergi Aku ringkih jika harus sendiri Anak kita sudah jauh berlari Hanya kamu yang bisa aku temui

Kita di Jakarta

Selalu ada jalan diantara teka teki tuhan, selalu ada harapan diantara jalan tak bertuan, selalu ada kebahagiaan diantara kebuntuan, kita hanya harus bersabar atas semua kenyataan Kamu dengan dia yang nyata, sementara aku dengan kamu yang pura pura berdua, kita hanya kata, kita hanya nada tapi tidak berdua Hujan takan berhenti disini Pelangi berwarna tak berarti Kita hanya cerita disini Esok akan berlalu tanpa berlari

Kelabu langit temaram

Ada deretan awan dan matahari yang mulai tenggelam Ada jutaan keringat, emosi dan perjuangan menjelang malam Air mata yang jatuh tanpa diminta datang seiring temaram Kita yang tak bertegur sapa bersatu dalam riuh tak terbungkam Disitu, disudut lain stadion jalak harupat

Renta Tak Menua

Dan kemarin dia memberi rindu Kini kita yang tersipu malu Dia yang menjaga tanpa malu Dia yang merawat tanpa pilu Cintanya takan terhenti meski raga menua Kasihnya terus mengalir meski tak membuka mata Ibu adalah surga dunia yang nyata Dan ayah adalah malaikat tanpa cahaya

Bandung tak sepi

Petang selalu datang dengan sepi Suara jangkrik tak lagi berbunyi Lelah hiasi cerita hari ini Saat dunia menunggu kamu bernyanyi Langit kota bandung terlihat sendu Saat rindu tak bisa bertuju Saat harapan tak sesuai apa yang di mau Selamat melepas lelah hingga mimpi merayu Dan kamu berjalan menuju apa yang kamu mau

Hujan Tanpa Pesan

Saat gerimis datang kita tak sedang berhadapan kemarin kamu berlalu seolah tak ada harapan siapa kita yang sedang berdekatan tanpa ikatan dan sebuah kepastian Jangan berlalu hanya jadi debu jangan pergi hanya jadi kelabu jangan datang hanya saat menunggu jangan datang hanya untuk berlalu

Aku dan hujan yang diam

Aalasan yang enggan bicara Saat kita hanya dua tanpa nama Saat kita hanya dua dalam luka Tanpa bunga yang mekar merona Diantara hujan yang diam tanpa tanya Aku hanya bias lampu kota tanpa suara Aku hanya kata tanpa nada Dan kita tak pernah berdua