Ketakutan yang melanda, seorang pujangga menulis kata tanpa makna, untuk perempuan yang enggan diajak bercerita. Lalu kemudian kita hanya barisan aksara
menebal jalan debu mendekap resah kaki melangkah udara tak sehat kita menikmati sunset di antara beton menjulang tak ada taman tak ada ruang hijau kita tersesat kemajuan kota menyisakan tanda tanya kota ini butuh taman bukan mall hijaunya pudar ramahnya dimakan luka airnya tak jernih bencana siap melanda salahkah tuhan? salahkah bencana? serakahnya kita???
Komentar
Posting Komentar