Dia yang harus kutulis, dia yang harus kuceritakan dan dia pula yang seharusnya jadi pelengkap puisi-puisi bertebaran..
Aku tak bisa menggugat atas penyesalan yang datang dibelakang, aku tak bisa membenci apa-apa yang sudah terlewati, aku juga tak bisa bertahan dalam ketiadaan.
Seraut wajah nanar mendayu kepermukaan, lisan terjaga baik dan intonasi percakapan kadang membuat terbuai tak ingin cepat berlalu.
Perempuan itu yang kudapati saat bogor enggan diguyur hujan, perempuan itu yang kudapati saat niat baik belum juga menemukan tujuan.
Aku melayang diantara tanda tanya, aku ingin melaju namun belum satu waktu, aku tersesat dalam labirin panca Indra, aku menunggu untuk kemudian terpilih atau ditinggalkan pilu...
Komentar
Posting Komentar